Menurut pandangan psikologi kognitif, yang bermakna itu lebih dipahami anak dari pada yang tidak bermakna. Bermakna disini dimaksudkan bahwa informasi yang baru mempunyai kaitan dengan informasi yang sudah tersimpan dalam memori.
Adapun teori-teori tersebut akan diuraikan sebagai berikut :
a. Teori Piaget
Piaget (Hudojo,1998:45), berpendapat bahwa “proses berfikir manusia sabagai suatu perkembangan yang bertahap dari berfikir intelektual konkrit dan abstrak”.
Lebih lanjut menurut piaget (Dahar, 1988 : 181), menyatakan bahwa : perkembangan intelektual didasarkan pada dua fungsi yaitu organisasi dan adaptasi. Organisasi memberikan organisme kemampuan untuk mensistematikan atau mengorganisasi proses-proses fisik atau proses-proses psikologi menjadi system-system yang teratur dan hubungan. Sedangkan adaptasi berbeda antara organisme yang satu dengan organisme yang lain. Adaptasi terhadap lingkungan dapat dilakukan melalui dua proses, yaitu asimilasi dan akomodasi.
Asimilasi adalah proses mendapatkan informasi dan pengalaman baru yang langsung menyatu dengan struktur mental yang sudah dimiliki seseorang. Adapun akomodasi adalah proses menstrukturkan kembali mental sebagai akibat adanya informasi dan pengalaman yang baru tadi.
Anderson (Idar, 2004 : 27-28 ) menjelaskan bahwa “ teori perkembangan intelektual piaget menggambarkan tentang kontruktivisme. Piaget memandang perkembangan kognitif (intelektual) sebagai suatu proses dimana anak secara berkesinambungan dengan melakukan asimilasi dan akomodasi terhadap informasi-informasi baru yang diterima”.
Kulas (Hijriati, 2004:18) mengemukakan implikasi teori Piaget dalam pembelajarannya yaitu sebagai berikut: (1) Memusatkan perhatian pada proses berfikir anak bukan sekedar pada hasilnya, (2) Menekankan pada pentingnya peran anak dalam berinisiatif sendiri dan keterlibatannya secara aktif dalam pembelajaran, (3) Memaklumi adanya perbedaan individual dalam hal kemajuan perkembangan intelektualnya, sehingga guru harus melakukan upaya untuk mengatur kegiatan kelas dalam bentuk individu-individu atau kelompok-kelompok kecil.
Uraian diatas menunjukan teori piaget mempunyai kaitan yang sangat erat dengan pengenalan waktu, karena disajikan kepada anak didik berupa suatu proses bukan sebagai barang yang jadi yang siap disajikan. Selain itu sangat mengutamakan keaktifan anak,dalam hal ini bebas untuk mengeluarkan pendapatnya dalam menyelesaikan permasalahan-permasalahanyang diberikan oleh guru.
b. Teori Bruner
Menurut Bruner pada dasarnya belajar merupakan proses belajar merupakan proses kognitif yang terjadi dalam diri seseorang. Ada tiga proses yang terjadi dalam belajar,yaitu (1) Proses perolehan informasi baru, (2) Proses mentrasformasikan informasi yang diterimah dan, (3) Menguji relevansi dan ketepatan pengetahuan.
Pembelajaran dapat mengembangkan keterampilan intelektual anak maka materi pembelajaran perlu disajikan dengan memperhatikan tahap perkembangan kognitif anak yang meliputi tahap enactive, iconic, dan symbolic. Selanjutnya, ketiga tahap perkembangan kognitif ini oleh bruner disebut sebagai model dalam menyajikan pelajaran. Ketiga model penyajian ini digambarkan sebagai berikut: (1) Penyajian enactive adalah penyajian yang dilakukan melalui tindakan, memiliki karakter manipulasi yang tinggi. Penyajian seperti ini sangat diperlukan oleh anak-anak yang dapat memahami beberapa aspek realita/kejadian tanpa menggunakan imajinasinya atau kata-kata. Ia akan dapat memahami sesuatu dari berbuat atau melakukan sesuatu, (2) Penyajian iconic dapat dilakukan melalui serangkaian gambar-gambar atau grafik yang menggambarkan suatu konsep tetapi tidak mendefinisikannya. Penyajian ini bergantung pada visual organisasi sensorik anak, (3) Penyajian symbolik, penyajian symbolik ini dibuktikan oleh kemampuan seseorang untuk memikirkan proporsi dibandingkan obyek, pada tahap ini anak dapat memanipulasi symbol-symbol secara langsung dan tidak lagi ada kaitannya dengan obyek-obyek.
Sebagaimana yang dikemukakan diatas, peserta didik dalam belajar konsep waktu harus berperan aktif, terlibat secara mental yaitu dengan mencari hubungan-hubungan antara konsep-konsep dan struktur-struktur pengenalan waktu yang dipelajari, yang menekankan pada keaktifan anak dalam mengkonstrusikan sendiri pengetahuan mereka, yang berawal dari pemahaman masalah hingga penyelesaian masalah konsektual.
c. Teori Ausubel
Inti teori belajar dari ausubel ialah belajar bermakna. Menurutnya, belajar bermakna merupakan proses mengaitkan informasi suatu materi baru dengan konsep-konsep yang telah ada dalam struktur kognitif. Suatu konsep mempunyai arti bila sama dengan ide yang telah dimiliki yang ada dalam struktur kognitifnya. Agar konsep-konsep yang diajarkan berarti harus ada sesuatu didalam kesadaran anak yang biasa disamakan. Sesuatu itu adalah “struktur kognitif “. Belajar bermakna adalah belajar yang disertai pengertian. Belajar bermakna akan terjadi apabila informasi yang baru diterima anak mempunyai kaitan erat dengan konsep yang sudah ada/diterima sebelumnya dan tersimpan dalam struktur kognitifnya.
Menurut teori Ausubel diatas, dapat disimpulkan bahwa pembelajaran konsep waktu adalah belajar bermakna yang disertai pengertian bukan Cuma hafalan, dalam hal ini anak menyelesaikan masalah tersebut dengan cara mereka sendiri, guru memotivasi mereka untuk menyelesaikan masalah dengan memberikan persetujuan dan saran dengan cara menjelaskan hubungan antara konsep-konsep.
0 komentar:
Posting Komentar