Einstein memiliki imajinasi 3 dimensi yang tinggi. Dengan duduk melamun ia bisa menciptakan sebuah teori relativitas yang luar biasa. Apa yang membuat Einstein bisa jenius? Benarkah dengan mengaktifkan otak tengah membuat anak bisa jenius?
Dokter spesialis saraf dr Andreas Harry, SpS(K) mengakui kini banyak orangtua yang mengikutkan anaknya untuk pelatihan otak tengah atau aktivasi otak tengah.
Tapi menurutnya, jika yang menjadi tujuan adalah anak menjadi jenius sebenarnya bagian otak yang sangat berperan adalah otak besar bagian luar di wilayah korteks parietal.
Seperti halnya Einstein, ia memiliki korteks parietal yang 1 cm lebih besar dibandingkan dengan orang normal dan memiliki ukuran yang sama besar antara kiri dan kanan. Sedangkan pada orang normal umumnya bagian korteks parietal kiri lebih besar dari kanan.
Hal inilah yang membuat Einstein memiliki imajinasi 3 dimensi yang tinggi. Penemuan ini baru diketahui tahun 1999 seiring dengan perkembangan ilmu pengetahuan.
Hal inilah yang membuat Einstein memiliki imajinasi 3 dimensi yang tinggi. Penemuan ini baru diketahui tahun 1999 seiring dengan perkembangan ilmu pengetahuan.
dr Andreas mengaku tidak tahu bagian mana dari otak tengah yang diaktivasi untuk membuat anak pintar karena otak tengah (midbrain) tidak bisa dikontrol atau bersifat autonom.
dr Andreas menjelaskan ada beberapa bagian otak manusia yang punya peran masing-masing.
1. Otak tengah (midbrain)
Otak tengah adalah bagian dari batang otak yang memiliki fungsi sebagai inti dari pergerakan bola mata dan juga di daerah ini lewat serabut-serabut yang mengatur pernapasan dan kesadaran. Kegiatan ini tidak bisa dikontrol atau bersifat autonom.
Otak tengah adalah bagian dari batang otak yang memiliki fungsi sebagai inti dari pergerakan bola mata dan juga di daerah ini lewat serabut-serabut yang mengatur pernapasan dan kesadaran. Kegiatan ini tidak bisa dikontrol atau bersifat autonom.
2. Otak besar yang terdiri dari otak bagian dalam dan juga otak bagian luar.
Otak bagian dalam (medial)
Pada bagian otak ini antara lain terdiri dari limbiks sistem yang berfungsi untuk mengatur emosi, pusat memori, mengatur viseral (pencernaan) dan pada binatang otak ini khusus untuk indera penciumannya. Selain itu juga ada ganglia basalis yang berfungsi sebagai pusat pengontrol gerakan.
Otak bagian dalam (medial)
Pada bagian otak ini antara lain terdiri dari limbiks sistem yang berfungsi untuk mengatur emosi, pusat memori, mengatur viseral (pencernaan) dan pada binatang otak ini khusus untuk indera penciumannya. Selain itu juga ada ganglia basalis yang berfungsi sebagai pusat pengontrol gerakan.
Otak bagian luar (korteks)
Pada bagian otak ini terdiri dari empat bagian, yaitu:
- Korteks frontal yang berfungsi sebagai pusat atensi (perhatian) dan juga bicara.
- Korteks temporal yang berfungsi sebagai pusat pendengaran dan juga bicara.
- Korteks parietal yang berfungsi sebagai pusat somato sensorik, pusat matematik dan juga pusat imajinasi 3 dimensi.
- Korteks occipital yang berfungsi sebagai pusat dari penglihatan.
Pada bagian otak ini terdiri dari empat bagian, yaitu:
- Korteks frontal yang berfungsi sebagai pusat atensi (perhatian) dan juga bicara.
- Korteks temporal yang berfungsi sebagai pusat pendengaran dan juga bicara.
- Korteks parietal yang berfungsi sebagai pusat somato sensorik, pusat matematik dan juga pusat imajinasi 3 dimensi.
- Korteks occipital yang berfungsi sebagai pusat dari penglihatan.
3. Otak kecil (cerebellum)
Pada bagian otak ini memiliki fungsi sebagai pusat koordinasi, pusat tonus otot dan juga pusat keseimbangan.
Pada bagian otak ini memiliki fungsi sebagai pusat koordinasi, pusat tonus otot dan juga pusat keseimbangan.
“Pada bagian otak besar dan kecil, masing-masing terdiri dari otak kanan dan juga otak kiri. Selain itu ada juga penghubung antara otak kiri dan otak kanan yang disebut dengan corpus callosum,” ujar dr Andreas saat ditemui detikHealth di tempat prakteknya di Apartemen Slipi Tower 1 Lantai 1, jakarta, Jumat (26/8/2010)
Dengan melihat bagian-bagian otak tersebut maka bisa diketahui fungsi dari otak-otak tersebut. dr Andreas menuturkan kalau dilihat di otak tengah (midbrain) maka yang ada hanya serabut-serabut yang melewati bagian otak tengah dan fungsi dari bagian itu tidak dapat dikontrol atau bersifat autonom.
Sehingga kalau yang dimaksud mengaktifkan otak tengah adalah midbrain, maka bagian otak tersebut tidak bisa diaktivasi.
Sedangkan jika yang dimaksud mengaktifkan otak tengah adalah corpus callosum (jembatan yang menghubungkan otak kanan dan kiri), bagaimana cara mengaktivasinya. Karena menurut dr Andreas, tetap saja harus melalui otak kiri dan juga kanan. Apapun yang dikerjakan oleh otak kiri dan mau dikirim ke otak kanan atau sebaliknya akan terhubung oleh corpus callosum.
“Karena pada intinya semua impuls yang diterima oleh otak melalui 5 indera yaitu mata, pendengaran, peraba, penciuman dan juga pengecapan,” ungkap dokter yang juga berpraktek di RS Gading Pluit.
Yang juga turut berperan dalam penerimaan impuls adalah bagian otak luar dan bagian otak dalam, sedangkan pada otak tengah (midbrain) hanya dilewati oleh serabut-serabut tersebut tapi bukan fungsinya.
“Kalau ingin membuat anaknya menjadi pintar, maka bagian korteks yang harus diaktivasi. Karena pada daerah tersebut terdapat pusat matematik, fisika, gambar, nyanyi dan juga pidato. Jadi untuk menjeniuskan anak adalah dengan melatih otak kiri dan kanan yang dijembatani oleh corpus callosum,” ujarnya.
Selain itu setiap anak memiliki kemampuan pusat indera yang berbeda-beda. Ada anak yang memiliki indera visual (penglihatan) lebih bagus daripada indera auditori (pendengaran), sehingga ia akan cepat mengingat sesuatu dengan cara melihatnya.
Jadi ketahui terlebih dahulu bagian otak mana yang mau diaktivasi biar anak jenius.
0 komentar:
Posting Komentar