Ping your blog, website, or RSS feed for Free
Kemarin si Adib Mahdy, ada posting ke grup kita tentang ini.
Jadi sekalian saya abadikan ke blog kita bersama aja ya..
^_^

Teknologi informasi dan komunikasi (TIK) kini umum diaplikasikan dalam berbagai lini kehidupan, termasuk dalam kegiatan akademis. Bahkan, ada penghargaan khusus bagi kampus-kampus Tanah Air yang efektif mengimplementasikan TIK dalam kegiatan akademis mereka.

Penghargaan bertajuk Telkom Smart Campus Award (TeSCA) tersebut adalah bagian dari Indigo Awards. Ia rutin diberikan setiap tahun, dan merupakan hasil kerja sama PT Telkom Indonesia dengan Aptikom serta didukung oleh Ditjen Dikti Kemendikbud dan Detiknas.

Pada penilaian terakhir, TeSCA 100 Smartest Campus 2011 mendapuk Universitas Indonesia (UI) sebagai kampus terpintar di Tanah Air. UI mengumpulkan poin 4.871, unggul 32 poin dari Universitas Gunadarma yang berada di posisi kedua.

Di posisi selanjutnya ada Universitas Bina Nusantara dengan 4.473 poin, Universitas Gadjah Mada (UGM) dengan 4.452 poin, dan Institut Teknologi Bandung (ITB) dengan 4.330 poin.

Selain bertujuan untuk meningkatkan ICT awareness di komunitas Perguruan Tinggi, TeSCA juga merupakan ajang benchmarking di antara kampus-kampus Tanah Air di bidang TIK yang menunjang kampus sebagai center of excellence.

Tiap tahun, Tesca menilai ribuan perguruan tinggi di Indonesia dengan menggunakan tujuh dimensi utama, yakni Suprastruktur Kampus, Infrastruktur Teknologi, Profil Pemangku Kepentingan, Ragam Pemanfaatan dan Aplikasi, Strategi Pendidikan Nasional, Dampak dan Manfaat Penerapan Teknologi, serta Komunitas Eksternal.

Berikut 20 besar dari TeSCA 100 Smartest Campus 2011 seperti dilansir situs TeSCA, Senin (5/3/2012):

1. Universitas Indonesia (UI) dengan 4.871 poin
2. Universitas Gunadarma dengan 4.839 poin
3. Universitas Bina Nusantara (Binus) dengan 4.473 poin
4. Universitas Gadjah Mada (UGM) dengan 4.452 poin
5. Institut Teknologi Bandung (ITB) dengan 4.330 poin
6. Universitas Komputer Indonesia (Unikom) dengan 4.307 poin
7. Universitas Pendidikan Indonesia (UPI) dengan 4.230 poin
8. Institut Pertanian Bogor (IPB) dengan 4.229 poin
9. Politeknik Elektronika Negeri Surabaya (PENS) dengan 4.195 poin
10. Universitas Brawijaya (UB) dengan 4.167 poin
11. Sekolah Tinggi Manajemen Informatika dan Komputer (STMIK) AMIKOM Yogyakarta dengan 4.166 poin
12. Institut Teknologi Sepuluh Nopember (ITS) dengan 4.129 poin
13. Universitas Padjadjaran (Unpad) dengan 4.120 poin
14. Universitas Diponegoro (Undip) 4.096 poin
15. Univesitas Sebelas Maret (UNS) dengan 4.071 poin
16. Universitas Negeri Semarang (Unnes) dengan 4.059 poin
17. Universitas Airlangga (Unair) dengan 4.021 poin
18. Universitas Dian Nuswantoro dengan 4.011 poin
19. Universitas Ahmad Dahlan (UAD) dengan 3.902 poin
20. Universitas Kristen Duta Wacana (UKDW) dengan 3.881 poin.


Sumber : kampus.okezone.com
Oleh : Ardhi Sukses


Ping your blog, website, or RSS feed for Free
Majas di Dalam Bahasa Indonesia | Bahasa Indonesia



Majas atau gaya bahasa adalah pemanfaatan kekayaan bahasa, pemakaian ragam tertentu untuk memperoleh efek-efek tertentu, keseluruhan ciri bahasa sekelompok penulis sastra dan cara khas dalam menyampaikan pikiran dan perasaan, baik secara lisan maupun tertulis

Majas atau gaya bahasa adalah pemanfaatan kekayaan bahasa, pemakaian ragam tertentu untuk memperoleh efek-efek tertentu, keseluruhan ciri bahasa sekelompok penulis sastra dan cara khas dalam menyampaikan pikiran dan perasaan, baik secara lisan maupun tertulis.
Dalam Bahasa Indonesia, majas terdiri dari 4 jenis:
1. majas perbandingan
2. majas sindiran
3. majas penegasan
4. majas pertentangan


Majas Perbandingan
1. Alegori: Menyatakan dengan cara lain, melalui kiasan atau penggambaran.
2. Alusio: Pemakaian ungkapan yang tidak diselesaikan karena sudah dikenal.
3. Simile: Pengungkapan dengan perbandingan eksplisit yang dinyatakan dengan kata depan dan pengubung, seperti layaknya, bagaikan, dll.
4. Metafora: Pengungkapan berupa perbandingan analogis dengan menghilangkan kata seperti layaknya, bagaikan, dll.
5. Antropomorfisme: Metafora yang menggunakan kata atau bentuk lain yang berhubungan dengan manusia untuk hal yang bukan manusia.
6. Sinestesia: Metafora berupa ungkapan yang berhubungan dengan suatu indra untuk dikenakan pada indra lain.
7. Antonomasia: Penggunaan sifat sebagai nama diri atau nama diri lain sebagai nama jenis.
8. Aptronim: Pemberian nama yang cocok dengan sifat atau pekerjaan orang.
9. Metonimia: Pengungkapan berupa penggunaan nama untuk benda lain yang menjadi merek, ciri khas, atau atribut.
10. Hipokorisme: Penggunaan nama timangan atau kata yang dipakai untuk menunjukkan hubungan karib.
11. Litotes: Ungkapan berupa mengecilkan fakta dengan tujuan merendahkan diri.
12. Hiperbola: Pengungkapan yang melebih-lebihkan kenyataan sehingga kenyataan tersebut menjadi tidak masuk akal.
13. Personifikasi: Pengungkapan dengan menyampaikan benda mati atau tidak bernyawa sebagai manusia.
14. Depersonifikasi: Pengungkapan dengan tidak menjadikan benda-benda mati atau tidak bernyawa.
15. Pars pro toto: Pengungkapan sebagian dari objek untuk menunjukkan keseluruhan objek.
16. Totum pro parte: Pengungkapan keseluruhan objek padahal yang dimaksud hanya sebagian.
17. Eufimisme: Pengungkapan kata-kata yang dipandang tabu atau dirasa kasar dengan kata-kata lain yang lebih pantas atau dianggap halus.
18. Disfemisme: Pengungkapan pernyataan tabu atau yang dirasa kurang pantas sebagaimana adanya.
19. Fabel: Menyatakan perilaku binatang sebagai manusia yang dapat berpikir dan bertutur kata.
20. Parabel: Ungkapan pelajaran atau nilai tetapi dikiaskan atau disamarkan dalam cerita.
21. Perifrase: Ungkapan yang panjang sebagai pengganti ungkapan yang lebih pendek.
22. Eponim: Menjadikan nama orang sebagai tempat atau pranata.
23. Simbolik: Melukiskan sesuatu dengan menggunakan simbol atau lambang untuk menyatakan maksud.


Majas Sindiran

1. Ironi: Sindiran dengan menyembunyikan fakta yang sebenarnya dan mengatakan kebalikan dari fakta tersebut.
2. Sarkasme: Sindiran langsung dan kasar.
3. Sinisme: Ungkapan yang bersifat mencemooh pikiran atau ide bahwa kebaikan terdapat pada manusia (lebih kasar dari ironi).
4. Satire: Ungkapan yang menggunakan sarkasme, ironi, atau parodi, untuk mengecam atau menertawakan gagasan, kebiasaan, dll.
5. Innuendo: Sindiran yang bersifat mengecilkan fakta sesungguhnya.


Majas Penegasan
1. Apofasis: Penegasan dengan cara seolah-olah menyangkal yang ditegaskan.
2. Pleonasme: Menambahkan keterangan pada pernyataan yang sudah jelas atau menambahkan keterangan yang sebenarnya tidak diperlukan.
3. Repetisi: Perulangan kata, frase, dan klausa yang sama dalam suatu kalimat.
4. Pararima: Pengulangan konsonan awal dan akhir dalam kata atau bagian kata yang berlainan.
5. Aliterasi: Repetisi konsonan pada awal kata secara berurutan.
6. Paralelisme: Pengungkapan dengan menggunakan kata, frase, atau klausa yang sejajar.
7. Tautologi: Pengulangan kata dengan menggunakan sinonimnya.
8. Sigmatisme: Pengulangan bunyi "s" untuk efek tertentu.
9. Antanaklasis: Menggunakan perulangan kata yang sama, tetapi dengan makna yang berlainan.
10. Klimaks: Pemaparan pikiran atau hal secara berturut-turut dari yang sederhana/kurang penting meningkat kepada hal yang kompleks/lebih penting.
11. Antiklimaks: Pemaparan pikiran atau hal secara berturut-turut dari yang kompleks/lebih penting menurun kepada hal yang sederhana/kurang penting.
12. Inversi: Menyebutkan terlebih dahulu predikat dalam suatu kalimat sebelum subjeknya.
13. Retoris: Ungkapan pertanyaan yang jawabannya telah terkandung di dalam pertanyaan tersebut.
14. Elipsis: Penghilangan satu atau beberapa unsur kalimat, yang dalam susunan normal unsur tersebut seharusnya ada.
15. Koreksio: Ungkapan dengan menyebutkan hal-hal yang dianggap keliru atau kurang tepat, kemudian disebutkan maksud yang sesungguhnya.
16. Polisindenton: Pengungkapan suatu kalimat atau wacana, dihubungkan dengan kata penghubung.
17. Asindeton: Pengungkapan suatu kalimat atau wacana tanpa kata penghubung.
18. Interupsi: Ungkapan berupa penyisipan keterangan tambahan di antara unsur-unsur kalimat.
19. Ekskalamasio: Ungkapan dengan menggunakan kata-kata seru.
20. Enumerasio: Ungkapan penegasan berupa penguraian bagian demi bagian suatu keseluruhan.
21. Preterito: Ungkapan penegasan dengan cara menyembunyikan maksud yang sebenarnya.
22. Alonim: Penggunaan varian dari nama untuk menegaskan.
23. Kolokasi: Asosiasi tetap antara suatu kata dengan kata lain yang berdampingan dalam kalimat.
24. Silepsis: Penggunaan satu kata yang mempunyai lebih dari satu makna dan yang berfungsi dalam lebih dari satu konstruksi sintaksis.
25. Zeugma: Silepsi dengan menggunakan kata yang tidak logis dan tidak gramatis untuk konstruksi sintaksis yang kedua, sehingga menjadi kalimat yang rancu.


Majas Pertentangan
1. Paradoks: Pengungkapan dengan menyatakan dua hal yang seolah-olah bertentangan, namun sebenarnya keduanya benar.
2. Oksimoron: Paradoks dalam satu frase.
3. Antitesis: Pengungkapan dengan menggunakan kata-kata yang berlawanan arti satu dengan yang lainnya.
4. Kontradiksi interminus: Pernyataan yang bersifat menyangkal yang telah disebutkan pada bagian sebelumnya.
5. Anakronisme: Ungkapan yang mengandung ketidaksesuaian dengan antara peristiwa dengan waktunya.