Ping your blog, website, or RSS feed for Free


Ping your blog, website, or RSS feed for Free


Ping your blog, website, or RSS feed for Free


Ping your blog, website, or RSS feed for Free


Ping your blog, website, or RSS feed for Free


Ping your blog, website, or RSS feed for Free


Ping your blog, website, or RSS feed for Free


Ping your blog, website, or RSS feed for Free


Ping your blog, website, or RSS feed for Free


Ping your blog, website, or RSS feed for Free


Ping your blog, website, or RSS feed for Free


Ping your blog, website, or RSS feed for Free


Ping your blog, website, or RSS feed for Free


Ping your blog, website, or RSS feed for Free


Ping your blog, website, or RSS feed for Free


Ping your blog, website, or RSS feed for Free


Ping your blog, website, or RSS feed for Free


Ping your blog, website, or RSS feed for Free


Ping your blog, website, or RSS feed for Free


Ping your blog, website, or RSS feed for Free


Ping your blog, website, or RSS feed for Free


Ping your blog, website, or RSS feed for Free


Ping your blog, website, or RSS feed for Free


Ping your blog, website, or RSS feed for Free


Ping your blog, website, or RSS feed for Free


Ping your blog, website, or RSS feed for Free


Ping your blog, website, or RSS feed for Free


Ping your blog, website, or RSS feed for Free


Ping your blog, website, or RSS feed for Free


Ping your blog, website, or RSS feed for Free


Ping your blog, website, or RSS feed for Free


Ping your blog, website, or RSS feed for Free


Ping your blog, website, or RSS feed for Free
Penyebab Terjadinya Gempa Bumi | Geografi


Belakangan ini di Indonesia sering terjadi gempa bumi. Banyak rumah-rumah yang retak bahkan hancur karena gempa bumi. Yuk... kita lihat apa sih penyebab terjadinya gempa bumi.
Check this one out!!!

Gempa Bumi adalah getaran atau guncangan yang terjadi di permukaan bumi akibat pelepasan energi dari dalam secara tiba-tiba yang menciptakan gelombang seismik. Gempa Bumi biasa disebabkan oleh pergerakan kerak Bumi (lempeng Bumi). Frekuensi suatu wilayah, mengacu pada jenis dan ukuran gempa Bumi yang di alami selama periode waktu. Gempa Bumi diukur dengan menggunakan alat Seismometer. moment magnitudo adalah skala yang paling umum di mana gempa Bumi terjadi untuk seluruh dunia.skala rickter adalah skala yang di laporkan oleh observatorium seismologi nasional yang di ukur pada skala besarnya lokal 5 magnitude. kedua skala yang sama selama rentang angka mereka valid. gempa 3 magnitude atau lebih sebagian besar hampir tidak terlihat dan besar nya 7 lebih berpotensi menyebabkan kerusakan serius di daerah yang luas, tergantung pada kedalaman gempa. Gempa Bumi terbesar bersejarah besarnya telah lebih dari 9, meskipun tidak ada batasan besarnya. Gempa Bumi besar terakhir besarnya 9,0 atau lebih besar adalah 9,0 magnitudo gempa di Jepang pada tahun 2011 (per Maret 2011), dan itu adalah gempa Jepang terbesar sejak pencatatan dimulai. Intensitas getaran diukur pada modifikasi Skala Mercalli.

Mekanisme terjadinya gempa bumi dapat dijelaskan seperti yang diilustrasikan pada gambar di bawah ini. Dalam gambar bagian atas mengilustrasikan gambar permukaan bumi yang berada pada suatu jalur patahan aktif dengan beberapa bangunan rumah sebelum terjadi gempa. Pada kondisi ini batuan berada dalam keadaan tegang (strained). Gambar bagian tengah menjelaskan saat terjadi pergeseran disepanjang jalur patahan yang diakibatkan oleh gaya yang bekerja dengan arah yang berlawanan dan energi yang terhimpun di dalam masa batuan akan dilepas dan merambat kesegala arah sebagai gelombang longitudinal (gelombang P) dan gelombang transversal (gelombang S). Rambatan gelombang yang menjalar didalam batuan inilah yang menghancurkan bangunan bangunan yang ada disekitarnya. Gambar bagian bawah mengilustrasikan kondisi setelah terjadi gempa dimana batuan kembali berada pada keadaan seperti semula.



Intensitas dan magnitude gempa bumi


Intensitas dan magnitude gempa yang terjadi di permukaan bumi dapat diketahui melalui alat seismograf, yaitu suatu alat pencatat getaran seismik yang sangat peka yang ditempatkan diberbagai lokasi di bumi. Alat seismograf akan mencatat setiap getaran seismik yang sampai ke alat tersebut. Pada gambar 7.10 diperlihatkan bagaimana alat seismograf mencatat gelombang seismik melaui suatu bandul yang digantung pada pegas dan dilengkapi dengan jarum pena sebagai alat pencatat getaran seismik diatas kertas yang ada pada tabung silinder yang berputar.

Pusat gempa dapat diketahui dengan cara menghitung selisih waktu tiba dari gelombang P dan gelombang S, sedangkan untuk mengetahui lokasi dari epicenter gempa melalui perpotongan 3 lokasi alat seismograf yang mencatat getaran seismik tersebut. Untuk menetukan magnitute gempa didasarkan atas besarnya amplitudo gelombang seismik yang tercatat pada alat seismograf.

Skala Richter adalah satuan yang dipakai untuk mengukur besarnya magnitute gempa. Satuan besaran gempa berdasarkan satuan skala Richter adalah 1 hingga 10. Satuan intensitas dan magnitute gempabumi dapat juga diukur berdasarkan dampak kerusakan yang ditimbulkan oleh getaran gelombang seismik dan satuan ini dikenal dengan satuan Intensitas Modifikasi Mercalli (MMI), nilai satuan ini berkisar dari 1 s/d 12


Dampak bencana gempa bumi

Sebagaimana telah dijelaskan diatas bahwa rambatan gelombang seismik yang berasal dari energi yang dilepaskan dari hasil pergerakan lempeng dapat menimbulkan bencana. Bencana yang disebabkan oleh gempabumi dapat berupa rekahan tanah (ground rupture), getaran tanah (ground shaking), gerakan tanah (mass-movement), kebakaran (fire), perubahan aliran air (drainage changes), gelombang pasang/tsunami, dsb.nya. Gelombang gempa yang merambat pada masa batuan, tanah, ataupun air dapat menyebabkan bangunan gedung dan jaringan jalan, air minum, telepon, listrik, dan gas menjadi rusak. Tingkat kerusakan sangat ditentukan oleh besarnya magnitute dan intensitas serta waktu dan lokasi epicenter gempa.

1. Rekahan / patahan di permukaan bumi (Ground rupture)
Pada umumnya gempabumi seringkali berdampak pada rekah dan patahnya permukaan bumi yang secara regional dikenal sebagai deformasi kerakbumi. Deformasi kerakbumi dapat mengakibatkan permukaan daratan rekah dan terpatahkan hingga mencapai areal yang sangat luas. Salah satu bukti nyata terjadinya ground rupture adalah gempa yang terjadi pada Februari, 1976 dimana areal seluas 12.000 km2 yang terletak di jalur patahan San Andreas, 65 km di sebelah utara kota Los Angeles mengalami pengangkatan (uplifted) oleh pergeseran sesar San Andreas.

Pada umumnya gempabumi seringkali berdampak pada rekah dan patahnya permukaan bumi yang secara regional dikenal sebagai deformasi kerakbumi. Deformasi kerakbumi dapat mengakibatkan permukaan daratan rekah dan terpatahkan hingga mencapai areal yang sangat luas. Salah satu bukti nyata terjadinya ground rupture adalah gempa yang terjadi pada Februari, 1976 dimana areal seluas 12.000 km2 yang terletak di jalur patahan San Andreas, 65 km di sebelah utara kota Los Angeles mengalami pengangkatan (uplifted) oleh pergeseran sesar San Andreas. Contoh lain dari deformasi kerakbumi adalah gempa bumi yang terjadi pada tahun 1964 di Alaska yang menghasilkan suatu rekahan dan patahan serta deformasi batuan di mana daerah seluas 260.000 km2 terdiri dari dataran pantai dan dasar laut secara lokal terangkat setinggi 2 meter dan secara regional mencapai 16 meter. Rekahan dan patahan yang terjadi di permukaan bumi dapat berdampak pada bangunan-bangunan, jalan dan jembatan, pipa air minum, pipa listrik, saluran telepon, serta prasarana lainnya yang ada di daerah tersebut.

2. Getaran / guncangan permukaan tanah (Ground shaking)
Bencana gempa yang secara langsung terasa dan berdampak sangat serius adalah runtuhnya bangunan-bangunan yang disebabkan oleh getaran/guncangan gempa yang merambat pada media batuan/tanah. Pada umumnya bangunan-bangunan yang berada diatas lapisan batuan yang padat (firm) dampaknya tidak terlalu parah bila dibandingkan dengan bangunan-bangunan yang berada diatas batuan sedimen jenuh. Contoh kasus dari getaran gempa yang merusak kota San Francisco pada tahun 1906 adalah gempa yang epicenter-nya berada di sepanjang jalur patahan (sesar) San Andreas dan bagian dari segmen lepas pantai yang terletak disisi luar Golden Gate merupakan segmen yang bertanggung jawab terhadap kerusakan kota San Francisco.

3. Longsoran Tanah (Mass Movement)
Berbagai jenis luncuran dan longsoran tanah umumnya dapat terjadi bersamaan dengan terjadinya gempa. Hampir semua longsoran tanah dapat terjadi pada radius 40 km dari pusat gempa (epicenter) dan untuk gempa yang sangat besar dapat mencapai radius 160 km dan salah satu contoh adalah gempabumi Alaska tahun 1964 yang memicu terjadinya longsoran-longsoran tanah yang terletak jauh dari epicenter gempa. Pada dasarnya getaran gempa lebih bersifat sebagai pemicu terjadinya longsoran atau gerakan tanah. Dalam hal ini gempa bersifat meng-induksi terjadinya gerakan tanah, sedangkan longsoran dan gerakan tanah baru akan terjadi apabila daya ikat antar butiran lemah, kejenuhan batuan/sedimen, porositas dan permiabilitas batuan/tanah tinggi.

4. Kebakaran

Kerusakan yang utama dan sering terjadi pada saat terjadinya gempabumi adalah bahaya kebakaran. Hampir sembilan puluh persen kerusakan yang terjadi di kota San Francisco pada tahun 1906 adalah disebabkan oleh kebakaran yang berasal dari material bahan bangunan yang mudah terbakar, kerusakan peralatan yang berkaitan dengan listrik serta pecah dan patahnya saluran pipa gas, listrik, dan air. Pada umumnya gempa meng-induksi api yang berasal dari putusnya saluran listrik, gas, dan pembangkit listrik yang sedang beroperasi yang pada akhirnya menyebabkan kebakaran.

5. Perubahan Pengaliran (Drainage Modifications)
Terbentuknya danau yang cukup luas akibat amblesnya (subsidence) permukaan daratan seperti dataran banjir (floodplain), delta, rawa, yang diakibatkan oleh gempabumi merupakan suatu permasalahan yang cukup serius. Perubahan pengaliran akibat penurunan permukaan daratan yang disebabkan oleh gempa memungkinkan terbentuknya danau–danau buatan dan reservoir baru serta rusaknya bendungan. Contoh kasus terjadinya perubahan pengaliran (drainage) adalah gempa yang terjadi pada tahun 1971 di San Fernando, California telah menyebabkan hancurnya bendungan Van Norman Dam, sedangkan gempa Alaska yang terjadi pada tahun 1864 meruntuhkan 2 Bendungan tipe earth-fill yang berada di selatan kota Anchorage. Kedua bendungan tersebut dilalui oleh suatu rekahan dan patahan yang memotong badan bendungan dan telah merubah pengaliran (drainase) yang ada di wilayah tersebut.

6. Perubahan Air Bawah Tanah (Ground Water Modifications)

Regim air bawah tanah dapat mengalami perubahan oleh perpindahan yang disebabkan oleh sesar atau oleh goncangan. Contoh kasus dari perubahan air bawah tanah adalah gempa yang terjadi disepanjang suatu patahan yang mengakibatkan terjadinya offset batuan di kedua sisi permukaan tanah dan aliran air bawah tanah di wilayah Santa Clara County, California, yaitu suatu wilayah yang terletak di bagian selatan teluk San Francisco. Dalam kasus ini kipas aluvial yang sangat luas yang terletak di Alameda Creek mengalami offset/perpindahan sejauh 2 km ke arah barat perbukitan. Gawir yang terbentuk oleh sesar setinggi 8 meter menutup saluran-saluran sungai yang menuju ke teluk San Francisco sehingga membentuk kolam-kolam yang sangat luas. Patahan ini juga berimbas pada air yang berada dibawah tanah, offset yang terjadi pada batuan yang berada di bawah tanah telah menyebabkan lapisan batuan yang permeabel tertutup oleh lapisan batuan impermeabel sehingga mengakibatkan daerah yang berada diantara gawir dan perbukitan mendapat air bawah tanah yang melimpah sebaliknya daerah yang lain sedikit menerima air bawah tanah.

7. Tsunami
Tsunami adalah suatu pergeseran naik atau turun yang terjadi secara tiba-tiba pada dasar samudra pada saat terjadi gempabumi bawah laut, kondisi ini akan menimbulkan gelombang laut pasang yang sangat besar yang lazim disebut “tidal waves”. Istilah tsunami berasal dari bahasa Jepang yang telah digunakan secara luas, baik untuk gelombang pasang (“tidal waves”) maupun gelombang yang disebabkan oleh gempabumi atau yang lebih dikenal dengan istilah “seismic sea waves”.


Semoga artikel ini bermanfaat untuk kita semua ^_^


Ping your blog, website, or RSS feed for Free


Ping your blog, website, or RSS feed for Free


Ping your blog, website, or RSS feed for Free


Ping your blog, website, or RSS feed for Free


Ping your blog, website, or RSS feed for Free


Ping your blog, website, or RSS feed for Free


Ping your blog, website, or RSS feed for Free


Ping your blog, website, or RSS feed for Free


Ping your blog, website, or RSS feed for Free


Ping your blog, website, or RSS feed for Free


Ping your blog, website, or RSS feed for Free


Ping your blog, website, or RSS feed for Free


Ping your blog, website, or RSS feed for Free


Ping your blog, website, or RSS feed for Free


Ping your blog, website, or RSS feed for Free


Ping your blog, website, or RSS feed for Free


Ping your blog, website, or RSS feed for Free


Ping your blog, website, or RSS feed for Free


Ping your blog, website, or RSS feed for Free


Ping your blog, website, or RSS feed for Free


Ping your blog, website, or RSS feed for Free


Ping your blog, website, or RSS feed for Free


Ping your blog, website, or RSS feed for Free


Ping your blog, website, or RSS feed for Free


Ping your blog, website, or RSS feed for Free


Ping your blog, website, or RSS feed for Free


Ping your blog, website, or RSS feed for Free


Ping your blog, website, or RSS feed for Free
Sebelumnya wilayah Kota Palu sebagai kerajaan Tanah Kaili dengan ibu negerinya Palu memberlakukan sistim pemerintahan adat raja-raja. Pemerintahan tanah Kaili dipimpin seorang raja yang dikenal dengan sebutan To Manuru.
Raja-raja keturunan To Manuru disebut Madika. Kerajaan Tanah Kaili meliputi empat Kerajaan yaitu : Kerajaan Palu Kerajaan Tawaili Kerjaaan Sigi Kerajaan Banawa Masuknya pengaruh Belanda akhir abad 19 mengakibatkan takluknya kerajaan-kerajaan dilembah Palu setelah di dahului oleh perang, setelah takluk, kerajaan-kerajaan Tanah Kaili diikat dengan perjanjian jangka panjang (Lange Contruct), kemudian dilanjutkan jangka pendek ( Karte Velklaring).
Pada masa kemerdekaan sejalan dengan Keputusan pemerintah Pusat sesuai PP nomor 33 Tahun 1952 terbentuk Daerah Swatantra Tingkat II Donggala. Selanjutnya Undang-undang No. 13 Tahun 1964 tentang terbentuknya daerah Tingkat I Propinsi Sulawesi Tengah, ditetapkan Kota Palu seba gai Ibukota Pemerintahan Sulawesi Tengah. Selaras perkembangan Kota Palu, melalui Peraturan Pemerintah Nomor 18 tahun 1978 melahirkan Kota Administratif Palu tepatnya tanggal 27 September 1978 dengan Perda Dati II Palu Nomor : 1 Tahun 1995.
Pada masa pemerintah Belanda dengan Keputusan Gubernur Indonesia No.21 Tanggal 25 Pebruari 1940 ditetapkan adanya Administratif Kota Palu termasuk Afdeling Donggala. Afdeling dibagi order afdeling yang salah satunya order Afdeling yang beribukota Palu dengan tiga wilayah Pemerintahan, Swapraja Palu, Swapraja Dolo dan Swapraja Kulawi.

KOTA PALU DI MALAM HARI

Indahnya Kota Paluku dimalam hari.... kota kecil yang sangat saya rindukan kota yang tidak penuh polusi, macet, dan berisik... aku sangat merindukanmu kota palu... Yah,,walaupun pada malam hari terkadang lampu-lampu disekitar jembatan kebanggaan kota palu padam dan tidak indah lagi dikarenakan listrik dipalu sering mati-mati,, ehm..sungguh memprihatinkan... Tapi kota palu tetap kota kebanggaanku... (Lebay choy..)

RESORT KOTA PALU

Walau kota kecil, tapi palu jg punya resort loh...
Nich dia Resort kota palu yang terletak dipuncak kota palu, Indah bukan,,, kalau mau mengunjungi resort bagusnya pagi atau sore,, jangan siang2 dech ntar kulit langsung item... (NaVurik Koa)... he..he..he..

MAKANAN KHAS KOTA PALU (KALED0) NARASA MPU...

Yang mau jalan2 kepalu jgn sampai ketinggalan makan makanan khas kota palu yaitu KALEDO, WUih uenak oy,,, apalagi makannya waktu masih panas-panas, ehm...jd lapar nich,,, Tapi yg kolesterol hati-hati ntar kambuh dech penyakitnya soalnya banyak lemak sich.... Yang lagi mo diet jgn keseringan dech atau hindari aja...karena program dietnya gak sukses.

PERKEMBANGAN PEMERINTAHAN KOTA PALU

Pada perkembangan berikutnya,berdasarkan Undang-undang No.4 Tahun 1994, status Kota Palu dari Kota Administratif ditingkatkan menjadi Kota Madya oleh Mendagri Yogi S.M pada tanggal 12 Oktober 1994, sekaligus melantik Rully A.Lamadjido,SH sebagai pejabat Walikota Madya, dengan jumlah kecamatan terdiri dari Kecamatan Palu Utara, Kecamatan Palu Timur,Kecamatan Palu Selatan dan Kecamatan Palu Barat. Sejak tahun 1994 pemekaran kelurahan dilakukan, dimana dari 4 kecamatan terdapat 43 kelurahan di masing-masing kecamatan tersebut sebagai berikut. 1.Kecamatan Palu Barat ibukota Lere 15 Kelurahan 2.Kecamatan Palu Selatan ibukota Birobuli Utara 12 Kelurahan 4.Kecamatan Palu Timur ibukota Besusu Barat 8 Kelurahan 5.Kecamatan Palu Utara ibukota Lambara 8 Kelurahan Sejarah perkembangan Kota Palu sekaligus mencatatkan sejarah kepemimpinan wilayah Kota Palu dari waktu kewaktu, hingga saat ini Kota Palu
dipimpin putra terbaik daerah sebagai berikut :
1. Drs.H.Kisman Abdullah, Walikota Administratif Tahun 1978 - 1986
2. Drs. Sahbuddin Labadjo, Walikota Adminsitratif Tahun 1986- 1994
3. Rully A.Lamadjido,SH, Walikota Tahun 1994 - 2000.
4. H.Baso Lamakarate, Walikota Tahun 2000 - 2005.
5. H.Suardin Suebo, SE, Walikota Tahun 2005 - 2006.
6. Rusdi Mastura, Walikota Tahun 2006 - 2010.
Khusus Periode tahun 2006 sampai 2010 Kota Palu dipimpin oleh Bapak Rusdi Mastura sebagai Walikota dan H.Suardin Suebo, SE, sebagai wakil Walikota. Sejak digulirkan Otonomi Daerah sesuai undang-undang No.22 Tahun 1999 tentang Pemerintahan Daerah, maka Kota Palu berdiri sebagai suatu daerah otonom dalam suatu Pemrintahan Daerah yang disebut dengan Pemerintah Kota Palu. Kota Palu sebagai Kota Kecil Pusat Kerajaan Palu merupakan peninggalan penjajahan Belanda yang terbagi atas onder Afdeling (wilayah kekuasaan) dengan 3 (tiga) landschap yakni :
1. Landschap Palu terdiri dari : Distrik Palu Timur, Distrik Palu Tengah dan Distrik Palu Barat
2. Landschap Kulawi
3. Landschap Sigi Dolo
Undang-Undang Nomor 44 tahun 1950 menetapkan Wilayah Daerah Sulawesi Tengah dengan Ibukota Poso sedang Palu hanya tempat kedudukan Kepala Pemerintahan Negeri (KPN) setingkat Wedona. Tahun 1957 status Kota Palu menjadi Ibukota Keresidenan Propinsi Daerah Tingkat I Sulawesi Tengah terbentuk melalui UU Nomor 13 tahun 1964 dengan Kota Palu sebagai Ibukota Propinsi Dati I Sulawesi Tengah. Tahun 1978 melalui PP nomor 18 Kota Palu ditetapkan menjadi Kota Administratif dan selanjutnya melalui UU Nomor 4 tahun 1994 berubah status menjadi Kotamadya Dati II Palu dengan Wilayah Kota Administratif Palu dan sebagian Wilayah Kecamatan Tavaili.
Saat ini Wilayah Kota Palu terdiri atas empat Kecamatan yaitu :
1. Kecamatan Palu Utara
2. Kecamatan Palu Timur
3. Kecamatan Palu Barat
4. Kecamatan Palu Selatan

Sumber: http://id.shvoong.com/ dan http://vionetblog.blogspot.com


Ping your blog, website, or RSS feed for Free
Palu adalah “Kota Baru” yang letaknya di muara sungai. Dr. Kruyt menguraikan bahwa Palu sebenarnya tempat baru dihuni orang (De Aste Toradja’s van Midden Celebes). Awal mula pembentukan kota Palu berasal dari penduduk Desa Bontolevo di Pegunungan Ulayo. Setelah pergeseran penduduk ke dataran rendah, akhirnya mereka sampai di Boya Pogego sekarang ini
Kota Palu sekarang ini adalah bermula dari kesatuan empat kampung, yaitu : Besusu, Tanggabanggo (Siranindi) sekarang bernama Kamonji, Panggovia sekarang bernama Lere, Boyantongo sekarang bernama Kelurahan Baru. Mereka membentuk satu Dewan Adat disebut Patanggota. Salah satu tugasnya adalah memilih raja dan para pembantunya yang erat hubungannya dengan kegiatan kerajaan. Kerajaan Palu lama-kelamaan menjadi salah satu kerajaan yang dikenal dan sangat berpengaruh. Itulah sebabnya Belanda mengadakan pendekatan terhadap Kerajaan Palu. Belanda pertama kali berkunjung ke Palu pada masa kepemimpinan Raja Maili (Mangge Risa) untuk mendapatkan perlindungan dari Manado di tahun 1868. Pada tahun 1888, Gubernur Belanda untuk Sulawesi bersama dengan bala tentara dan beberapa kapal tiba di Kerajaan Palu, mereka pun menyerang Kayumalue. Setelah peristiwa perang Kayumalue, Raja Maili terbunuh oleh pihak Belanda dan jenazahnya dibawa ke Palu. Setelah itu ia digantikan oleh Raja Jodjokodi, pada tanggal 1 Mei 1888 Raja Jodjokodi menandatangani perjanjian pendek kepada Pemerintah Hindia Belanda.
Berikut daftar susunan raja-raja Palu :
1. Pue Nggari (Siralangi) 1796 - 1805
2. I Dato Labungulili 1805 - 1815
3. Malasigi Bulupalo 1815 - 1826
4. Daelangi 1826 - 1835
5. Yololembah 1835 - 1850
6. Lamakaraka 1850 - 1868
7. Maili (Mangge Risa) 1868 - 1888
8. Jodjokodi 1888 - 1906
9. Parampasi 1906 - 1921
10. Djanggola 1921 - 1949
11. Tjatjo Idjazah 1949 – 1960
Setelah Tjatjo Idjazah, tidak ada lagi pemerintahan raja-raja di wilayah Palu. Setelah masa kerajaan telah ditaklukan oleh pemerintah Belanda, dibuatlah satu bentuk perjanjian “Lange Kontruct” (perjanjian panjang) yang akhirnya dirubah menjadi “Karte Vorklaring” (perjanjian pendek). Hingga akhirnya Gubernur Indonesia menetapkan daerah administratif berdasarkan Nomor 21 Tanggal 25 Februari 1940. Kota Palu termasuk dalam Afdeling Donggala yang kemudian dibagi lagi lebih kecil menjadi Arder Afdeling, antara lain Order Palu dengan ibu kotanya Palu, meliputi tiga wilayah pemerintahan Swapraja, yaitu :
1. Swapraja Palu
2. Swapraja Dolo
3. Swapraja Kulawi
Pertumbuhan Kota Palu setelah Indonesia merebut kemerdekaan dari tangan penjajah Belanda kemudian Jepang pada tahun 1945 semakin lama semakin meningkat. Dimana hasrat masyarakat untuk lebih maju dari masa penjajahan dengan tekat membangun masing-masing daerahnya. Berkat usaha makin tersusun roda pemerintahannya dari pusat sampai ke daerah-daerah. Maka terbentuklah daerah Swatantra tingkat II Donggala sesuai peraturan pemerintah Nomor 23 Tahun 1952 yang selanjutnya melahirkan Kota Administratif Palu yang berbentuk dengan Peraturan Pemerintah Nomor 18 Tahun 1978.
Berangsur-angsur susunan ketatanegaraan RI diperbaiki oleh pemerintah pusat disesuaikannya dengan keinginan rakyat di daerah-daerah melalui pemecehan dan penggabungan untuk pengembangan daerah, kemudian dihapuslah pemerintahan Swapraja dengan keluarnya peraturan yang antara lain adalah Undang-Undang Nomor 1 Tahun 1957 dan Undang-Undang Nomor 29 Tahun 1959 serta Undang-Undang Nomor 13 Tahun 1964 Tentang Terbentuknya Dati I Propinsi Sulteng dengan Ibukota Palu.
Dasar hukum pembentukan wilayah Kota Administratif Palu yang dibentuk tanggal 27 September 1978 atas Dasar Asas Dekontrasi sesuai Undang-Undang Nomor 5 Tahun 1974 Tentang Pokok-Pokok Pemerintahan Daerah. Kota Palu sebagai Ibukota Propinsi Dati I Sulawesi Tengah sekaligus ibukota Kabupaten Dati II Donggala dan juga sebagai ibukota pemerintahan wilayah Kota Administratif Palu. Palu merupakan kota kesepuluh yang ditetapkan pemerintah menjadi kota administratif.
Sebagai latar belakang pertumbuhan Kota Palu dalam perkembangannya tidak dapat dilepaskan dari hasrat keinginan rakyat di daerah ini dalam pencetusan pembentukan Pemerintahan wilayah kota untuk Kota Palu dimulai sejak adanya Keputusan DPRD Tingkat I Sulteng di Poso Tahun 1964. Atas dasar keputusan tersebut maka diambil langkah-langkah positif oleh Pemerintah Daerah Tingkat I Sulawesi Tengah dan Pemerintah Dati II Donggala guna mempersiapkan segala sesuatu yang ada kaitannya dengan kemungkinan Kota Palu sebagai Kota Administratif. Usaha ini diperkuat dengan SK Gubernur KDH Tingkat I Sulteng Nomor 225/Ditpem/1974 dengan membentuk Panitia Peneliti kemungkinan Kota Palu dijadikan Kota Administratif, maka pemerintah pusat telah berkenan menyetujui Kota Palu dijadikan Kota Administratif dengan dua kecamatan yaitu Palu Barat dan Palu Timur.
Berdasarkan landasan hukum tersebut maka pemerintah Kotif Palu memulai kegiatan menyelenggarakan pemerintahan di wilayah berdasarkan fungsi sebagai berikut :
a. Meningkatkan dan menyesuaikan penyelenggaraan pemerintah dengan perkembangan kehidupan politik dan budaya perkotaan.
b. Membina dan mengarahkan pembangunan sesuai dengan perkembangan sosial ekonomi dan fisik perkotaan.
c. Mendukung dan merangsang secara timbal balik pembangunan wilayah Propinsi Daerah Tingkat I Sulawesi Tengah pada umumnya dan Kabupaten Dati II Donggala.

Hal ini berarti pemerintah wilayah Kotif Palu menyelenggarakan fungsi-fungsi yang meliputi bidang-bidang :
1. Pemerintah
2. Pembina kehidupan politik, ekonomi, sosial budaya perkotaan
3. Pengarahan pembangunan ekonomi, sosial dan fisik perkotaan
Berdasarkan Undang-Undang Nomor 4 Tanggal 12 Oktober 1994, Mendagri Yogi S. Memet meresmikannya Kotamadya Palu dan melantik Rully Lamadjido, SH sebagai walikotanya. Kota Palu terletak memanjang dari timur ke barat disebelah utara garis katulistiwa dalam koordinat 0,35 – 1,20 LU dan 120 – 122,90 BT. Luas wilayahnya 395,06 km2 dan terletak di Teluk Palu dengan dikelilingi pegnungan. Kota Palu terletak pada ketinggian 0 – 2500 m dari permukaan laut dengan keadaan topografis datar hingga pegunungan. Sedangkan dataran rendah umumnya tersebut disekitar pantai.
Berikut batas-batas wilayah Kota Palu adalah :
- Sebelah Utara berbatasan dengan Kelurahan Tawaeli dan Kecamatan Banawa
- Sebelah Selatan berbatasan dengan Kecamatan Marawola dan Kabupaten Sigi
- Sebelah Barat berbatasan dengan Kecamatan Banawa dan Kecamatan Marawola
- Sebelah timur berbatasan dengan Kelurahan Tawaeli dan Kabupaten Parimo
Dengan pembagian wilayah menjadi empat, yaitu :
1. Kecamatan Palu Barat mencakup 15 Kelurahan
• Duyu
• Ujuna
• Nunu
• Boyaoge
• Balaroa
• Donggala Kodi
• Kamonji
• Baru
• Lere
• Kabonena
• Tipo
• Buluri
• Silae
• Watusampu
• Siranindi
2. Kecamatan Palu Selatan mencakup 12 Kelurahan
• Tatura
• Birobuli
• Petobo
• Kawatuna
• Tanamodindi
• Lolu Utara
• Tawanjuka
• Palupi
• Pengawu
• Lolu Selatan
• Sambale Juraga
• Tamalanja
3. Kecamatan Palu Timur mencakup 8 Kelurahan
• Lasoani
• Poboya
• Talise
• Besusu Barat
• Tondo
• Besusu Tengah
• Besusu Timur
• Layana Indah
4. Kecamatan Palu Utara mencakup 8 Kelurahan
• Mamboro
• Taipa
• Kayumalue Ngapa
• Kayumalue Pajeko
• Panau
• Lambara
• Baiya
• Pantoloan