PALU: Proyek pengembangan dan pembenahan pelabuhan Pantoloan akan didukung pembiayaan anggaran pendapatan dan belanja negara sebesar Rp35 miliar.
Sabaruddin, General Manager PT Pelabuhan Indonesia IV Cabang Pantoloan, mengatakan pengembangan dan pembenahan di Pelabuhan Pantoloan akan didukung pembiayaan yang bersumber dari anggaran pendapatan dan belanja negara (APBN).
Dari APBN tersebut ada dana sebesar Rp35 miliar untuk perpanjangan pelabuhan sepanjang 135 meter.
Menurut dia, dari sisi pelayanan manajemen PT Pelindo IV juga telah menyiapkan beberapa infrastruktur yang akan menjadi salah satu bagian yang dibutuhkan dalam pembangunan dan pengembangan pelabuhan petikemas seperti forklift, top loader, reach stacker dan level luffing crane.
Menurut dia, dari sisi pelayanan manajemen PT Pelindo IV juga telah menyiapkan beberapa infrastruktur yang akan menjadi salah satu bagian yang dibutuhkan dalam pembangunan dan pengembangan pelabuhan petikemas seperti forklift, top loader, reach stacker dan level luffing crane.
Pelabuhan Pantoloan yang awalnya memiliki panjang 250 meter terbagi menjadi tiga zona yakni zona petikemas, zona penumpang dan zona konvensional memiliki panjang 150 meter sedangkan untuk zona peti kemas sepanjang 100 meter. Sementara itu seiring dengan meningkatnya arus pertumbuhan peti kemas maka pelabuhan akan diperpanjang menjadi 135 meter.
Disampaikannya, secara internal PT Pelindo setiap tahunnya mengalokasikan biaya investasi mencapai Rp9 miliar yang terdiri dari dana pengembangan dan dana untuk pemeliharaan yang setiap tahunnya membutuhkan anggaran sebesar Rp2,5 miliar.
Dengan semakin tumbuhnya arus peti kemas ke Sulawesi Tengah maka pihaknya meminta dukungan pemerintah untuk secara bersama-sama terlibat dalam pengembangan bagian belakang pelabuhan (back up area) seperti kawasan industri yaitu dengan membuka akses jalan untuk mempermudah investasi masuk ke daerah ini. Dia menambahkan Pelabuhan Pantoloan sejauh ini memiliki kelebihan yaitu arus muatan baliknya yang dapat mencapai 60%. “Pertumbuhan pelabuhan akan diiringi dengan pertumbuhan kunjungan kapal dan tentunya akan menggerakkan sektor ekonomi di daerah juga,” ungkapnya.
PALU: Arus peti kemas di lingkup Pelabuhan Indonesia IV cabang Pantoloan meningkat 10% selama 2011 membuat pengelola akan memperluas pelabuhan tersebut di samping meningkatkan layanan.
Sabaruddin, General Manager PT Pelabuhan Indonesia (Pelindo) IV cabang Pantoloan, mengatakan setiap tahunnya arus peti kemas menunjukkan peningkatan yaitu tercatat sebesar 7% pada 2010 kemudian meningkat menjadi 10% pada 2011.
“Hingga 31 Desember 2011, kami mencatat arus peti kemas sebanyak 75.032 teus [twenty equivalent units] dan 71.494 boks,” ujarnya, hari ini 6 Februari 2012.
Menurutnya, seiring dengan peningkatan arus peti kemas tersebut pihak PT Pelindo IV mulai tahun lalu sudah melakukan uji coba untuk persiapan Pelabuhan Pantoloan yang memiliki panjang 273 meter menjadi pelabuhan peti kemas.
”Sesuai dengan rencana kami, pada tahun ini kami akan meresmikan Pelabuhan Pantoloan menjadi pelabuhan peti kemas, dan ini tinggal menunggu satu alat lagi. Bila alat ini sudah tiba maka saat itu pula pelabuhan ini resmi menjadi pelabuhan peti kemas,” tegasnya.
Dia menambahkan Pelabuhan Pantoloan hanya bisa menumpuk peti kemas untuk kurun waktu selama 5 hari saja. Adapun jika lebih dari itu, maka peti kemas tersebut harus keluar pelabuhan. ”Lapangan penumpukan peti kemas yang ada sekarang memiliki luas 23.160 meter persegi, sedangkan lapangan non peti kemas mencapai 2.500 meter persegi,” ungkapnya.
Sabaruddin menyebutkan pada akhir Desember 2011, Pemerintah Kota Palu dan PT Pelindo melakukan penandatanganan kesepakatan kerja sama diantaranya Pemerintah Kota Palu akan membangun kontainer depo dan menyediakan lahan seluas 10 hektare.
“Pelindo IV akan menjadi mitra dalam pengelolaan manajemen dan kerja sama ini, dan dalam waktu dekat akan ada pertemuan dengan pihak wali kota untuk membicarakan kegiatan yang akan segera direalisasikan,” tambahnya.
Secara tegas Sabaruddin mendukung program Pemerintah Kota Palu dalam pencanangan dan pengembangan kawasan ekonomi khusus sebagai bagian upaya mendorong percepatan pembangunan dan pertumbuhan ekonomi di daerah.
Data Badan Pusat Statistik Sulteng menyebutkan ekspor terbesar Sulteng pada bulan Desember 2011 melalui Pelabuhan Pantoloan mencapai nilai US$21,67 juta atau memberi kontribusi 46,80% terhadap total nilai ekspor dari provinsi tersebut.
Di sisi lain, khususnya untuk angkutan penumpang, jumlah penumpang yang menggunakan angkutan laut melalui Pelabuhan Pantoloan pada Desember 2011 mencapai sebanyak 7.614 orang, yang terdiri dari penumpang yang turun kapal sebanyak 4.327 orang dan penumpang yang naik kapal sebanyak 3 287 orang.
Sementara itu, jumlah barang yang dimuat melalui pelabuhan tersebut pada Desember 2011 sebesar 4.359 ton, sedangkan barang yang dibongkar mencapai 6.787 ton
Sabaruddin, General Manager PT Pelabuhan Indonesia (Pelindo) IV cabang Pantoloan, mengatakan setiap tahunnya arus peti kemas menunjukkan peningkatan yaitu tercatat sebesar 7% pada 2010 kemudian meningkat menjadi 10% pada 2011.
“Hingga 31 Desember 2011, kami mencatat arus peti kemas sebanyak 75.032 teus [twenty equivalent units] dan 71.494 boks,” ujarnya, hari ini 6 Februari 2012.
Menurutnya, seiring dengan peningkatan arus peti kemas tersebut pihak PT Pelindo IV mulai tahun lalu sudah melakukan uji coba untuk persiapan Pelabuhan Pantoloan yang memiliki panjang 273 meter menjadi pelabuhan peti kemas.
”Sesuai dengan rencana kami, pada tahun ini kami akan meresmikan Pelabuhan Pantoloan menjadi pelabuhan peti kemas, dan ini tinggal menunggu satu alat lagi. Bila alat ini sudah tiba maka saat itu pula pelabuhan ini resmi menjadi pelabuhan peti kemas,” tegasnya.
Dia menambahkan Pelabuhan Pantoloan hanya bisa menumpuk peti kemas untuk kurun waktu selama 5 hari saja. Adapun jika lebih dari itu, maka peti kemas tersebut harus keluar pelabuhan. ”Lapangan penumpukan peti kemas yang ada sekarang memiliki luas 23.160 meter persegi, sedangkan lapangan non peti kemas mencapai 2.500 meter persegi,” ungkapnya.
Sabaruddin menyebutkan pada akhir Desember 2011, Pemerintah Kota Palu dan PT Pelindo melakukan penandatanganan kesepakatan kerja sama diantaranya Pemerintah Kota Palu akan membangun kontainer depo dan menyediakan lahan seluas 10 hektare.
“Pelindo IV akan menjadi mitra dalam pengelolaan manajemen dan kerja sama ini, dan dalam waktu dekat akan ada pertemuan dengan pihak wali kota untuk membicarakan kegiatan yang akan segera direalisasikan,” tambahnya.
Secara tegas Sabaruddin mendukung program Pemerintah Kota Palu dalam pencanangan dan pengembangan kawasan ekonomi khusus sebagai bagian upaya mendorong percepatan pembangunan dan pertumbuhan ekonomi di daerah.
Data Badan Pusat Statistik Sulteng menyebutkan ekspor terbesar Sulteng pada bulan Desember 2011 melalui Pelabuhan Pantoloan mencapai nilai US$21,67 juta atau memberi kontribusi 46,80% terhadap total nilai ekspor dari provinsi tersebut.
Di sisi lain, khususnya untuk angkutan penumpang, jumlah penumpang yang menggunakan angkutan laut melalui Pelabuhan Pantoloan pada Desember 2011 mencapai sebanyak 7.614 orang, yang terdiri dari penumpang yang turun kapal sebanyak 4.327 orang dan penumpang yang naik kapal sebanyak 3 287 orang.
Sementara itu, jumlah barang yang dimuat melalui pelabuhan tersebut pada Desember 2011 sebesar 4.359 ton, sedangkan barang yang dibongkar mencapai 6.787 ton
0 komentar:
Posting Komentar